No Widgets found in the Sidebar
Disanksi Pengurangan Poin! Aturan Kode Disiplin PSSI soal PSM

Disanksi Pengurangan PSM Makassar baru-baru ini dijatuhi sanksi pengurangan poin yang cukup mengejutkan, dan tentunya membuat banyak orang bertanya-tanya bagaimana aturan Kode Disiplin PSSI bisa sampai memberi sanksi semacam itu. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? PSM Makassar dianggap melanggar aturan karena memainkan 12 pemain dalam satu pertandingan. Nah, kejadian ini jelas menjadi contoh nyata bagaimana ketatnya regulasi yang ada di sepak bola Indonesia, terutama terkait dengan pemain yang sah atau tidak sah untuk bertanding MPO08.

Kasus PSM ini masuk dalam kategori “memainkan pemain tidak sah,” yang diatur dalam Pasal 56 Kode Disiplin PSSI edisi 2023. Dalam pasal ini, ada beberapa kategori pemain tidak sah yang dijelaskan secara rinci, dan salah satunya adalah kasus PSM ini. Secara khusus, mereka melanggar ketentuan Pasal 56 ayat (iii), yang berbunyi: “Pemain yang dimainkan kembali oleh suatu tim yang sebelumnya telah diganti dalam pertandingan yang sama.” Jadi, jika dalam satu pertandingan ada pemain yang dimasukkan lagi setelah diganti sebelumnya, maka pemain tersebut dianggap tidak sah dan timnya akan terkena sanksi.

Sanksi yang Diatur dalam Kode Disiplin PSSI

Berbicara tentang sanksi, tentu ada ketentuan jelas dalam Kode Disiplin PSSI yang mengatur apa yang harus diterima tim yang melanggar aturan ini. Sesuai dengan Pasal 56 ayat (2), tim yang menggunakan pemain tidak sah dalam pertandingan akan dikenakan beberapa jenis hukuman. Berikut adalah sanksi yang akan dikenakan kepada tim yang melanggar aturan ini:

  1. Dinyatakan Kalah (Forfeit): Tim yang melanggar aturan dianggap kalah dengan skor 0-3. Artinya, meskipun mereka bermain baik di lapangan, hasil akhirnya tetap kalah dengan skor tersebut.
  2. Pengurangan Poin: Tidak hanya kalah di pertandingan itu, tim juga akan kehilangan 3 poin dari klasemen resmi. Ini tentu akan sangat mempengaruhi posisi tim dalam kompetisi.
  3. Denda Minimal Rp90 Juta: Sebagai hukuman tambahan, tim yang melanggar juga dikenakan denda minimal Rp90 juta. Ini adalah bentuk sanksi finansial yang tentunya harus dihadapi oleh tim yang melanggar aturan.

Selain itu, ada juga aturan di Pasal 28 tentang Forfeit, yang memberikan detail lebih lanjut tentang sanksi yang berlaku jika sebuah tim dianggap melanggar. Dalam Pasal 28 ayat (1), disebutkan bahwa tim yang melanggar akan dinyatakan kalah dengan skor 0-3. Kemudian, di ayat (3) juga disebutkan bahwa jika ada poin yang diperoleh oleh tim yang melanggar, poin tersebut akan dikurangi 3 poin dari total klasemen resmi mereka.

Penerapan Sanksi pada PSM Makassar

Dalam kasus PSM Makassar, Komite Disiplin PSSI telah mengambil keputusan untuk menjatuhkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang ada dalam Kode Disiplin PSSI. Berikut adalah rincian sanksi yang diterima oleh PSM:

  1. Dinyatakan Kalah dengan Skor 0-3: PSM harus menerima kenyataan bahwa pertandingan mereka berakhir dengan kekalahan meskipun di lapangan hasilnya berbeda.
  2. Denda Sebesar Rp90 Juta: Selain kehilangan poin, mereka juga harus membayar denda yang cukup besar, yakni Rp90 juta sebagai bagian dari sanksi.
  3. Pengurangan 3 Poin: Poin yang mereka peroleh dari pertandingan tersebut juga dikurangi 3 poin dari klasemen resmi.

Awalnya, PSM sempat dijatuhi sanksi pengurangan enam poin, namun setelah adanya protes dari pihak klub, keputusan ini akhirnya direvisi menjadi pengurangan tiga poin. Protes tersebut diajukan karena PT Liga Indonesia Baru (LIB) dianggap melakukan interpretasi yang keliru terkait dengan aturan Kode Disiplin PSSI.

Disanksi Pengurangan Penjelasan dari PT LIB

Manajer PSM, Nur Fajrin, mengungkapkan bahwa awalnya PT LIB berpendapat bahwa kemenangan 3-2 PSM harus dicabut, sehingga poin mereka tetap 24, lalu dikurangi lagi 3 poin, yang mengakibatkan total poin mereka menjadi 21. Namun, setelah dilakukan pengecekan ulang, ternyata aturan dalam Kode Disiplin PSSI hanya menyebutkan pengurangan 3 poin, tanpa ada tambahan lainnya.

“Berdasarkan Pasal 28 Kode Disiplin PSSI 2023 tentang Forfeit, tidak ada aturan yang menyatakan kami dapat dijatuhi minus tiga poin tambahan di luar kekalahan WO,” kata Nur Fajrin dalam konferensi pers virtual pada Senin (30/12/2024). Setelah koreksi dilakukan, PT LIB akhirnya memastikan bahwa poin PSM tetap 24 setelah dikurangi 3 poin akibat sanksi tersebut.

Disanksi Pengurangan Implikasi Kasus Ini bagi Kompetisi Liga Indonesia

Kasus yang menimpa PSM Makassar ini tentunya memberikan pelajaran berharga bagi semua tim yang berkompetisi di Liga Indonesia. Kejadian seperti ini menunjukkan betapa pentingnya bagi setiap tim untuk benar-benar memahami dan mematuhi aturan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan Kode Disiplin PSSI. Tak hanya itu, pengawasan dari operator kompetisi seperti PT LIB juga harus lebih ketat agar kejadian serupa tidak terulang lagi di masa depan.

Sanksi pengurangan poin bisa memiliki dampak yang sangat besar terhadap posisi tim di klasemen, apalagi jika kompetisi tengah berlangsung ketat. Oleh karena itu, menjaga integritas kompetisi bukan hanya menjadi tanggung jawab para tim, tetapi juga pihak pengelola liga. Semua pihak, mulai dari klub, pemain, hingga operator kompetisi, harus bekerja sama untuk memastikan bahwa aturan ditegakkan dengan adil demi kebaikan bersama dalam dunia sepak bola Indonesia.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *